Dampak negatif Handphone
Radiasi Telepon Genggam Merusak Struktur DNA!
Sejauh ini berbagai penyebab timbulnya kerusakan DNA manusia telah diidentifikasi. Antara lain paparan ultra violet, kesalahan enzim mengambil basa, bahan kimia tertentu, radiasi ionisasi, dan yang terbaru: radiasi telepon genggam! Temuan teranyar menunjukkan, gelombang radio yang dipancarkan telepon genggam merusak struktur DNA, namun dengan catatan, hal itu terjadi dalam kondisi di laboratorium. Sayangnya, penelitian yang dilakukan selama 4 tahun oleh 12 lembaga riset dari 7 negara di Eropa itu belum sempurna betul. Para peneliti belum berani menarik kesimpulan secara tegas bahwa telepon genggam berbahaya bagi kesehatan. Mereka menyatakan dibutuhkan penelitian lanjutan 4 – 5 tahun lagi untuk memastikan pengaruh radiasi telepon genggam terhadap kerusakan struktur DNA manusia dan hewan di luar laboratorium. Sesungguhnya temuan itu bukan hal baru. Awal tahun 1996, penelitian yang dilakukan di University of Washington, Seattle, menemukan EMR dalam bentuk energi gelombang mikro rendah (seperti yang dihasilkan ponsel) terbukti dapat merusak DNA. Kala itu, penemuan tersebut diragukan sejumlah ahli di bidang industri, termasuk Ketua EMC Bioeffect Review Committee Group untuk GSM MoU, Dr. John Causebrook. Direktur Strategic Issues pada perusahaan Motorola juga ikut menegaskan, belum ada bukti ilmiah tentang EMR sebagai penyebab penyakit. Sama seperti sebelumnya, kali ini, pihak industri telepon genggam yang perputaran uangnya mencapai 100 bilyun dolar per tahun juga menolak hasil penelitian tersebut. Mereka mengatakan sama sekali tidak ada bukti meyakinkan perihal kerusakan DNA akibat radiasi elektromagnetik. Sekitar 60 juta telepon genggam bakal dipasarkan tahun ini dan tercatat 1,5 bilyun orang di seluruh dunia menggunakan telepon genggam. Proyek penelitian yang dikoordinir kelompok riset Jerman “Verum”, mencoba mempelajari efek radiasi telepon genggam terhadap sel-sel tubuh manusia dan binatang di laboratorium. Setelah terpapar gelombang elektromagnetik seperti yang dipancarkan telepon genggam, sel-sel tubuh menunjukkan adanya kerusakan yang cukup signifikan. Mutasi sel-sel ini bahkan bisa menyebabkan kanker. Pancaran radiasi yang digunakan dalam penelitian ini berada pada level 0,3 – 2 Watt/kilogram. Sementara kebanyakan telepon genggam memancarkan sinyal radio atau SAR (Specific Absorption Rate) antara 0,5 – 1 Watt/kilogram. SAR adalah ukuran rata-rata penyerapan energi radio dalam jaringan tubuh manusia. Batas maksimal SAR yang direkomendasikan the International Comission of Non-Ionizing Radiation Protection adalah 2 Watt/kilogram. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dampak gelombang elektromagnetik tegangan tinggi atau ponsel tidak berbahaya asal pancarannya kecil. Tapi seberapa ukuran pancaran kecil itu, tidak cukup jelas diterangkan. Sama tak jelasnya untuk mengukur pancaran sekecil apa yang aman dan penggunaan berapa lama yang tidak aman. Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini, pimpinan proyek penelitian Franz Adlkofer menyarankan tindakan pencegahan dengan menganjurkan penggunaan telepon genggam hanya dalam keadaan darurat saja. Artinya, kalau di sekitar Anda tersedia telepon biasa sebaiknya Anda menghindari memakai telepon seluler. Atau, menggunakan peralatan hands-free kapan saja memungkinkan. “Kami tidak ingin membuat Anda panik, tetapi sebaiknya Anda melakukan tindakan pencegahan,” ujar Adlkofer. Sejumlah penelitian yang dilakuan sebelumnya menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah. Sayangnya, tak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia merespon hasil-hasil penelitian tersebut. Boleh saja para ahli mengingatkan bahayanya gelombang elektromagnetik, namun hampir selalu ditanggapi produsen dengan statement, “Aman-aman saja.” Sebaliknya, dalam pernyataan terpisah di Hongkong –dimana orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu berbicara melalui telepon genggam dibanding negara mana pun di dunia– perusahaan Jerman G-Hanz malah memperkenalkan telepon genggam model baru yang katanya tidak memancarkan radiasi berbahaya. Dasar pedagang!
Using MS Word 2007 for Fast and Easy Blogging (Windows)
by Saikat Basu on Nov. 7th, 2008
Once, a focus group was asked about the features they wanted to see in a Microsoft Office Suite. It was found that of all the features they asked for, 9 out of 10 already existed.
Reading about it I also thought of a few features of my own. As a freelance writer, I wanted a better set of tools for myself. Of course, I had Live Writer, Flock and Scribefire to dally in but we internet junkies always want options we can play around with.
Then Microsoft Office 2007 rewarded most of us with a refurbished interface. I think everyone will agree that the new face with the ribbon menu makes it a lot easier to start the day.
Although Microsoft Office Suite is not ‘free’, it is an integral part of all who use Windows, and right at the beginning I discovered that I could use MS Word to blog too. A quick breeze through revealed that I could blog on most of the popular API’s like Blogger, WordPress, LiveSpaces, TypePad….just about any service using Metaweblog and Atom.
Using MS Word 2007 as a blog editor is as easy as any other Office task. Here’s how to go about it.
The first time you fire it up through – Office Button —> New —> Blog Post, MS Office asks you to setup an account. You can also get around to your account through the ‘Manage Account’ button on the menu ribbon. The Blog accounts box allows you to add, delete, and set passwords and picture options for your accounts.
If the blog API allows the direct upload of pictures, you can set the picture uploading options too or keep it at ‘none’.
With the account setup completed, writing and posting is a cinch. The intuitive Word interface gives you two tabs to work with your posts – Blog Post and Insert. These two tabs bring all the user friendliness of Office to structure your post. After finishing the post, one can either ‘Publish’ or ‘Publish as draft’.
Writing good content is the tough part…publishing it is standard stuff.
With Windows Live Writer already enjoying its limelight, why would anyone want anything to do with Microsoft Word as a blog tool? Microsoft Word is the defacto writing tool for most users who use Windows. Using it just extends the same functionality and familiarity to our blog work too. Microsoft Word as a standalone application is a powerful editor. The fidelity of the spellchecker and auto-correction are second to none.
Image editing features of MS Word are a strong subset feature.
The learning curve for a new blogger would be shallow given the omnipresence of Word.
Word unique features like clip art, word art, shapes, smart art, charts and tables can be easily incorporated into our posts. Word automatically generates & uploads PNGs for these Office graphics. Where API picture handling is not possible, the user can also cut-paste the graphics into his favorite graphic application and do a manual upload to any photo-hosting site.
Suddenly, what Word now spews out is ‘clean HTML’. A marked improvement from its hitherto bloated tag pollution in the source code.
Using Word also offers ease of integration with other Office suites.
If MS Word’s primary mission was to bring the blog world to MS Office, it does also have its share of drawbacks. It does not handle categories. There is no preview tab. So it is not strictly WYSIWYG as it does not download the theme of the blog.
MS Word 2007 cannot access the dashboard of the blog platform which a tool like Windows Live Writer does.
Optional add-ins for blog specific tasks are lacking.
So, should you use MS Word as a blog editor?
A newbie to blogging will find in MS Word a good tool to get his feet wet. Even though it lacks some features of the popular Live Writer, it is a good enough blogging software. Simply because it’s as close at hand as Windows itself.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar